Cara mengatasi Mental Health
Mental Health
Banyak orang mengira bahwa orang sehat adalah orang yang jarang sakit secara fisik. Kesehatan mental juga sangat berguna bagi kesehatan tubuh. Kesehatan mental yang baik dimana hati dalam perasaan tenang dan tentram tanpa ada tekanan, sehingga memungkinkan dapat menikmati hidup dengan tenang. Apabila kesehatan orang terganggu ia akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berfikir, dan kendala emosi berpengaruh terhadap perilaku buruk. Ada berbagai contoh gangguan kesehatan mental seperti stress, depresi, gangguan kecemasan, bipolar, ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder), dan masih banyak lagi. Perlu kita sadari bahwa kesahatan mental menjadi sebuah kebutuhan yang harus selalu diperhatikan oleh masyarakat.
Menurut survey yang dilakukan oleh World Health Organization atau WHO, sekitar 20 persen anak-anak dan remaja di dunia mengalami gangguan dan permasalahan mental. Dan lebih dari 800.000 orang setiap tahunnya mati karena bunuh diri. Bunuh diri sendiri menjadi penyebab terbesar ke-2 kematian yang terjadi pada usia 15-29 tahun. Terkadang masyarakat kurang peduli dengan namanya mental illness atau mental health. Masyarakat masih beranggapan bahwa orang yang terkena gangguan mental atau mental illness dinilai sebagai orang yang tidak waras atau gila.
Apalagi sekarang berada pada zaman medsos banyak anak muda yang menghabiskan waktunya untuk bermain medsos dan berperilaku dengan sesukanya. Hal itu juga bisa menyebabkan mental illness sebab semakin sering anak muda sekarang semakin sering juga tubuhnya mengalami tekanan. Akibatnya banyak anak muda yang jarang menggungkapkan masalah kepada orang tuanya dan lebih memilih mengurungkan masalahnya sendiri.
Cara menghindari mental illness:
1. Tetap aktif
Pikiran kita terhubung dengan tubuh kita. Bergerak secara aktif terbukti dapat melepas hormon-hormon di otak yang akan membuat kita merasa senang. Ini juga akan membantu kita tidur lebih baik, mengurangi perasaan stress atau cemas, meningkatkan kemampuan kognitif, mengingat, dan bahkan berpotensi meningkatkan kemungkinan mengalami peristiwa-peristiwa positif.
Beraktivitas di luar ruangan juga dapat memperbaiki situasi pikiran seseorang. Dalam sebuah studi di tahun 2015, peneliti membandingkan aktifitas otak dari orang-orang setelah berjalan selama 90 menit di alam atau dengan suasana urban. Orang yang berjalan menurunkan aktifitas di bagian prefrontal cortex pada otak, atau bagian yang aktif saat kita cemas atau ketika kita memiliki emosi negatif.
2. Makan dengan baik
Penelitian terbaru menemukan hubungan antara kebiasaan makan dan suasana hati yang buruk, temuannya berupa diet kaya sayuran dan asupan anti-inflamasi dapat membantu mencegah depresi. Ini karena cara peradangan mempengaruhi mikrobiota usus kita. Semakin banyak bukti menunjukkan ini memiliki dampak yang luar biasa pada suasana hati dan perilaku kita.
3. Tidur secara optimal
Penelitian menunjukkan kurang tidur dapat secara negatif mempengaruhi suasana hati, konsentrasi dan kecerdasan emosional kita."Secara umum, kita memang tidak tidur selama yang kita butuhkan," kata O'Sullivan. "Tapi kita tahu tidur berhubungan dengan dekat dengan kesehatan mental." Apakah itu lima jam atau delapan jam yang dapat dibilang cukup tergantung masing-masing individu. Para ahli menyarankan untuk menemukan jam optimal kita sendiri, dan tetap selalu menjaga jam tidur tersebut. Untuk orang-orang yang tidak dapat tidur di malam hari, seperti pekerja jam malam dan orang tua yang masih memiliki anak balita, studi menunjukkan bahwa tidur siang selama 20 menit dapat sangat membantu.
Memiliki komunitas
Manusia memiliki keinginan untuk memiliki hubungan. Ada bukti bahwa menjadi bagian dari suatu grup atau memiliki hubungan sosial sangat penting untuk kesehatan kita, sama pentingnya seperti pola makan, berkegiatan dan tidur. Terlepas dari berbagai penemuan modern yang memudahkan kita untuk 'berhubungan', O'Sullivan mengatakan "kesepian" adalah masalah yang banyak dihadapi saat ini. "Kesepian sama buruknya dengan merokok untuk kesehatan kita," ia mengatakan, mengacu kepada penelitian yang membandingkan efek kurangnya hubungan sosial terhadap kematian dengan faktor risiko yang terkait dengan merokok."Hubungan sosial dan kemampuan kita untuk berbicara dengan orang lain tentang masalah yang kita miliki sangatlah penting, katanya, "tidak hanya untuk orang yang memiliki gangguan mental tapi juga untuk semua orang. Kita semakin menjadi terhubung lewat peranti digital tapi tidak terhubung di dunia nyata."
Perhatian penuh
Bentuk isi pikiran di mana kita sadar akan apa yang terjadi pada tubuh dan pikiran kita, sambil mengelola perhatian dan juga emosi kita. Hal ini dapat mencegah kita merenung, yang mana sering terjadi pikiran negatif. Ini juga tentang mengenali perasaan yang fana dan selalu berubah. "Kita semua memiliki fase saat berada di atas dan di bawah, pengalaman situasi kesehatan mental yang baik dan yang buruk," O'Sullivan menambahkan. "Dan itu sesuatu yang bisa kita atur dan perbaiki sama seperti kesehatan fisik kita."
Semoga dengan melakukan hal diatas kita lebih bisa berhati-hati dan selalu memperhatikan kesehatan mental kita. Karena jika sudah teralanjur terkena masalah mental ukan tidak mungkin kita akan mengalami gangguan jiwa. Jadi mulai sekarang sayangi kesehatan mental kita!.
Komentar
Posting Komentar