JANGANLAH SALAT SEPERTI PATUKAN BURUNG GAGAK

 

Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)

Salat itu harus “thuma’ninah” (tenang), karena “thuma’ninah” itu rukun salat. Tidak sah salat yang dilakukan dengan tidak “thuma’ninah”. Jangan sampai salat seperti patukan burung gagak atau patukan ayam. Rasulullah ﷺ melarang salat dengan cara seperti burung gagak yang mematuk. Abu Dawud meriwayatkan,

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شِبْلٍ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَقْرَةِ الْغُرَابِ (سنن أبى داود – م (1/ 322)


“Dari Abdurrahman Bin Syibl, ia berkata, ‘Rasulullah ﷺ melarang patukan burung gagak (dalam salat)”
 (H.R.Abu Dawud)

Maksud salat seperti patukan burung gagak adalah tidak “thuma’ninah” dalam sujud. Caranya dalam sujud bagaikan burung gagak mematuk saja. Dahi dan hidung hanya mentutul/menyentuh tanah sebentar, setelah itu segera di angkat lagi.

Salat seperti inilah yang dianggap Rasulullah ﷺ belum salat sehingga harus diulang lagi. Pernah terjadi di Masjid Nabawi, Rasulullah ﷺ melihat seorang lelaki yang salat, tetapi Rasulullah ﷺ menyuruhnya mengulang sampai 3 kali karena masih belum benar. Dalam sejumlah riwayat, kesalahan lelaki itu dijelaskan bahwa penyebabnya adalah karena dia melakukan salat dengan ringan (“fa-akhoffa sholaatahu”) dan tidak menyempurnakan rukuk-sujudnya (“walam yutimma ar-ruku’ was sujud”).

Salat seperti ini pula yang dikritik oleh sahahabat Nabi yang bernama Hudzaifah. Beliau pernah melihat seorang lelaki yang salat tanpa menyempurnakan rukuk dan sujud. Meskipun dia sudah salat selama 40 tahun, tapi jika seperti itu cara salatnya, maka dia belum dianggap salat sama sekali. Ahmad meriwayatkan,

عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ قَالَ دَخَلَ حُذَيْفَةُ الْمَسْجِدَ فَإِذَا رَجُلٌ يُصَلِّي مِمَّا يَلِي أَبْوَابَ كِنْدَةَ فَجَعَلَ لَا يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَلَا السُّجُودَ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ لَهُ حُذَيْفَةُ مُنْذُ كَمْ هَذِهِ صَلَاتُكَ قَالَ مُنْذُ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ فَقَالَ لَهُ حُذَيْفَةُ مَا صَلَّيْتَ مِنْ أَرْبَعِينَ سَنَةً وَلَوْ مُتَّ وَهَذِهِ صَلَاتُكَ لَمُتَّ عَلَى غَيْرِ الْفِطْرَةِ الَّتِي فُطِرَ عَلَيْهَا مُحَمَّدٌ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ قَالَ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِ يُعَلِّمُهُ فَقَالَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيُخَفِّفُ فِي صَلَاتِهِ وَإِنَّهُ لَيُتِمُّ الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ (مسند أحمد (38/ 294)

“Dari Zaid bin Wahab, ia berkata, ‘Hudzaifah masuk ke dalam masjid. Ternyata di sana ada seorang lelaki yang sedang salat di dekat pintu Kindah. Orang itu tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. Ketika selesai, Hudzaifah bertanya kepadanya, ‘Sejak kapan sholatmu seperti ini?’ Dia menjawab, ‘Sejak 40 tahun’. Maka Hudzaifah berkata kepadanya, ‘Kamu belum pernah salat selama 40 tahun. Kalau kamu mati dan salatmu seperti ini, maka kamu mati dalam keadaan tidak sesuai fitrah Nabi Muhammad’. Kemudian Hudzaifah mengajarinya dan berkata, ‘Orang itu bisa saja meringankan salatnya, tetapi dia tetap menyempurnakan rukuk dan sujudnya” (H.R.Ahmad)

DI AMBIL DARI https://irtaqi.net/2019/05/11/janganlah-salat-seperti-patukan-burung-gagak/

KUNJUNGI LINK DIATAS UNTUK MENGETAHUI AJARAN-AJARAN LAINNYA

TERIMA KASIH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANAK WAFAT USIA 11 TAHUN APAKAH MASUK SURGA?

JANGAN MENUNGGU SEMPURNA UNTUK BERAMAL SALIH!

MENGENAL “TSARID”, SALAH SATU MENU KULINER DI MASA NABI